Jumat, 06 November 2009

Sabahat Yang Setia


Aku dan kemarau panjang ini, adalah sahabat karib yang tak mau berpisah. Ia begitu sayang kepadaku. Jika matahari terbit, ia sudah ada di depan pintu rumah. Sore dan malam, setia menunggu di ruang tamu dan di dapur. Dalam tidur lelapku, Sang Sahabat selalu hadir dalam setiap mimpiku. Ia tak pernah absen barang semalam pun. Bahkan, kemarin ia berjanji di atas plat segel, ia akan menemaniku hingga zaman binasa. "Pergilah sahabat!" pintaku memohon untuk yang kesekian juta kalinya. Terasa, malam itu aku mimpi "basah". Sang Sahabat setia menunggu di samping bantal tidurku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar